37 Desa di Aceh Tengah Masih Terisolasi Sebulan Pascabencana

WAKIL Bupati Aceh Tengah Muchsin Hasan mengatakan hingga saat ini masih ada 37 desa di daerahnya yang terisolasi akibat dilanda bencana banjir dan tanah longsor sebulan lalu. Puluhan desa itu masuk ke administrasi Kecamatan Rusip Antara.  

“Yang terisolasi tinggal satu kecamatan lagi Pak, yaitu Rusip Antara, 37 desa,” kata Muchsin dalam rapat koordinasi penanganan bencana Sumatera yang digelar Dewan Perwakilan Rakyat bersama pemerintah pusat maupun daerah di Aceh, pada Selasa, 30 Desember 2025.

Politikus Partai Golkar itu menuturkan, terputusnya dua jembatan utama di jalan nasional menjadi penyebab Kecamatan Rusip Antara masih terisolasi dari akses luar. Hingga kini, proses pembangunan jembatan diklaim masih berjalan.

Selain akses yang terputus, Kecamatan Rusip Antara yang berbatasan dengan Kabupaten Pidie Jaya, juga dilaporkan belum teraliri listrik dan jaringan telekomunikasi. Sementara ini, kata Muchsin, akses komunikasi menggunakan Starlink bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah Aceh.

Muchsin mencatat bencana ekologis ini berdampak terhadap 18.769 warga Kabupaten Aceh. Mereka terpaksa mengungsikan diri. Sebanyak 2.379 rumah telah raib dan 4.426 hunian rusak. Kemudian sebanyak 179 jembatan dan 130 saluran irigasi juga rusak.

Selain di Kecamatan Rusip Antara, Muchsin menyebutkan bahwa sejumlah desa di kecamatan lain juga masih terisolasi akibat jembatan rusak. Di antaranya lima desa di Kecamatan Lingke dan lima desa di Kecamatan Ketol.

Menurut dia, masyarakat di sana harus menggunakan seutas tali baja atau sling bila hendak menyebrang sungai. Muchsin juga menceritakan pengalamannya yang hampir terjatuh saat melintas sungai di Kampung Bergang, Kecamatan Ketol.

“Mungkin akhir-akhir ini teman-teman media memberitakan saya yang hampir terjatuh Pak, kena sling itu, putus tali belakangnya. Alhamdulillah masih selamat,” ucap dia.

Dia pun meminta pemerintah pusat untuk menurunkan alat-alat berat seperti eskavator untuk mempercepat pembersihan material sisa banjir. Termasuk meminta percepatan pembangunan jembatan yang rusak.

Kabupaten Aceh Tengah menjadi salah satu yang terdampak dari banjir bandang yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera. Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir November lalu masih memakan korban jiwa sebulan pasca kejadian.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat penambahan kasus korban jiwa dalam bencana Sumatera tersebut. Berdasarkan data per Selasa, 20 Desember 2025, tercatat korban jiwa mencapai 1.141. Jumlah korban tewas itu bertambah satu jiwa dari pendataan sehari sebelumnya.

Korban jiwa terbanyak terdapat di Provinsi Aceh dengan 514 orang tewas. Di Sumatera Utara, korban tewas akibat banjir dan tanah longsor mencapai 365 orang. Sedangkan di Sumatera Barat, tercatat terdapat 262 orang meninggal akibat bencana Sumatera. 

Jumlah korban jiwa akibat bencana Sumatera masih berpotensi meningkat. Sebab dalam pendataan BNPB sebulan pascabencana, sebanyak 163 orang masih belum ditemukan keberadaannya.

Bencana Sumatera yang melanda 52 kabupaten atau kota di tiga provinsi tersebut juga membuat ratusan ribu jiwa mengungsi. BNPB mencatat ada 395,8 ribu orang belum dapat kembali ke rumahnya masing-masing. 

Dampak bencana Sumatera masif. Sebanyak 166.925 ribu rumah mengalami kerusakan. Rinciannya sebanyak 53.555 rumah rusak berat, 41.925 rusak sedang, dan 71.445 rumah mengalami kerusakan ringan.