Sebulan Pascabanjir, Bupati Aceh Utara: Pusat Tutup Mata

1 hour ago 2

BUPATI Aceh Utara Ismail Jalil mengatakan dampak banjir bandang yang terjadi di wilayahnya pada November 2025 lalu lebih berat daripada peristiwa tsunami Aceh 2004 silam. Namun, kata Ismail, perhatian pemerintah pusat terhadap bencana di Aceh Utara itu justru tampak minim.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Ia berujar, kerusakan di Aceh Utara terjadi dari hulu hingga ke hilir, tetapi tidak viral maupun menjadi pembicaraan di media sosial. “Pusat kayaknya tutup mata akibat kami tidak ada sinyal handphone dan mati lampu. Makanya tidak viral. Mungkin itu alasan (pemerintah pusat) tidak hadir,” ucap Ismail dalam rapat koordinasi satuan tugas pemulihan pascabencana di Aceh, yang disiarkan secara langsung melalui YouTube resmi DPR, Selasa, 30 Desember 2025.

Dia mempertanyakan apakah pemerintah pusat tidak mendapat kabar bahwa Kabupaten Aceh Utara juga terdampak bencana Sumatera. Padahal, kata dia, dari total 27 kecamatan dan 852 desa di Aceh Utara, jumlah yang terdampak sebanyak 25 kecamatan atau 696 gampong. Artinya, 81 persen wilayah Aceh Utara terdampak bencana banjir bandang Sumatera itu.

Di Aceh Utara sebanyak 124 ribu kepala keluarga atau 433 ribu jiwa menjadi korban banjir. Sementara itu, sebanyak 18 ribu kepala keluarga atau lebih dari 67 ribu jiwa terpaksa mengungsi.

Ismail pun menjelaskan bahwa akses telekomunikasi pun ikut terputus saat bencana menghantam kabupaten itu. "Kami tidak ada sinyal. Kami bisa melihat saja bagaimana rumah hanyut. Kemudian, bagaimana sarana ibadah hanyut. Kemudian, manusianya hanyut dibawa arus, kami hanya bisa melihat di atap-atap," kata Ismail.

Ia mengeluhkan bahwa wilayahnya belum pernah dikunjungi oleh Presiden Prabowo Subianto sejak bencana banjir bandang melanda sebulan lalu. Adapun Prabowo tercatat sudah mengunjungi lokasi bencana di Provinsi Aceh sebanyak tiga kali, Sumatera Utara dua kali, dan Sumatera Barat dua kali.

Secara khusus di Aceh, Prabowo telah menyambangi Kabupaten Aceh Tamiang, Pidie Jaya, hingga Takengon. “Selama ini Pak Presiden selalu ke Tamiang, Takengon Aceh Tengah, dan hadir di Pidie Jaya, termasuk Wakil Presiden. Tapi di Aceh Utara kayaknya bagaimana, saya rasa apa enggak tahu ada banjir?” tutur Ismail.

Ismail membandingkan kondisi Aceh Utara dengan daerah lain yang lebih cepat mendapat perhatian. Musababnya, kata dia, dampak bencana di wilayah lain tersebar luas di media sosial. “Mungkin viralnya di Bireuen karena putus jembatan. Mungkin viralnya di Tamiang, karena kota,” kata Ismail.

Read Entire Article