Profil Romo Mudji, Budayawan yang Wafat di Usia 71 Tahun

‎KABAR duka datang di penghujung tahun 2025. Franciscus Xavier Mudji Sutrisno atau akrab disapa Romo Mudji wafat di usianya yang ke-71 tahun, pada Ahad malam, 28 Desember 2025.

‎‎Berdasarkan informasi yang didapat, rohaniawan Katolik itu meninggal karena sakit yang diderita. Romo Mudji menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Carolus, Jakarta.
‎
‎Prosesi misa requiem untuk Romo Mudji akan dilangsungkan selama dua kali, yaitu pada 29 dan 30 Desember di Kapel Kolese Kanisius, Jakarta. Jenazah mendiang akan dimakamkan di Taman Maria Ratu Damai, Girisonta, Semarang, Jawa Tengah pada 31 Desember 2025.
‎
‎Semasa hidupnya, Romo Mudji banyak bergelut di bidang seni budaya. Pada medio 2018, ahli filsafat ini pernah membuat pameran bertajuk 'Kumandang ing Sepi'.
‎
‎Bentara Budaya Balai Soedjatmoko Solo menjadi saksi karya-karya sketsa garapan Romo Mudji. Salah satu hasil karya sketsa yang menjadi favoritnya yaitu 'Mengheningi Gandawyuha Borobodur'. "Relief Gandawyuha merupakan penggambaran pencarian kehidupan sejati yang luar biasa," kata Romo Mudji, pada Juli 2018 silam.
‎
‎Pria asal Solo, Jawa Tengah juga dikenal aktif menulis buku. Dia sudah mulai rutin menulis gagasan dan pandangannya sejak 1983. Buku terakhir yang ia terbitkan berjudul Sunyi Yang Berbisik, rilis pada 2020 silam.
‎
‎Melansir situs Lembaga Pers Dr. Soetomo, Romo Mudji juga aktif sebagai pemerhati masalah sosial dan budaya. Dia pernah mengajar filsafat di Universitas Indonesia dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.
‎
‎Romo Mudji dikenal berdedikasi tinggi pada dunia akademik. Dia rela mengundurkan diri sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum periode 2001-2003 karena ingin fokus mengajar di kampus.
‎
‎Arsip Tempo